Selasa, 01 Mei 2012

FENOMENA FOTO-FOTO AKHWAT DI DUNIA MAYA


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kepada Saudara-Saudariku yang seiman. Pernahkah saudara-saudariku sekalian melihat atau membaca, atau paling tidak melihat secara sekilas kata-kata berikut :



” Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa… salam kenal..”

”Subhanallah ada juga makhluk Allah seperti ini ya..”
”Subhanallah..”

Kata-kata / komentar-komentar tersebut sekilas begitu islami. Namun Sang komentator begitu menikmati kecantikan gadis berjilbab (akhwat) tersebut yang ada di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan sang gadis berjilbab. akankah -para akhwat- rela jika kecantikan diri mereka dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum halal bagi mereka bahkan mungkin belum mereka kenal?

Padahal Allah telah memerintahkan agar kita menahan pandangan. Adapaun firman-Nya :
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya. . . . .” [QS. An-Nuur : 30-31]


Ayat ini turun saat Nabi Shalallahu a’laihi wassalam pernah memalingkan muka anak pamannya, al-Fadhl bin Abbas, ketika beliau melihat al-Fadhl berlama-lama memandang wanita Khats’amiyah pada waktu haji. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa al-Fadhl bertanya kepada Rasulullah Shalallahu a’laihi wassalam, “Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?” Beliau Shalallahu a’laihi wassalam menjawab, “Saya melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka saya tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka.”

Dari ayat diatas dapat dilihat bahwa yang diperintahkan untuk menahan pandangan bukan saja laki-laki namun juga perempuan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak seharusnya kita pandang.
Lalu apa hubungannya dengan pemajangan foto di dunia maya??
Jika dulu kasus menjaga pandangan hanya karena bertemu dan bertatap langsung, namun saat ini sudah lebih canggih lagi, tanpa bertemu dan bertatap pun, godaan menahan pandangan itu tetap ada. Ya! Bisa jadi dengan banyaknya bertebaran foto akhwat di dunia maya, itulah godaan terbesar. Buat para ikhwan, harus mampu menahan pandangan di saat berselancar di dunia maya, di saat-saat kesendirian berada di depan layar komputer ataupun laptop. Kondisikan hati terpaut dengan Allah saat-saat kesendirian, jangan sampai kita menikmati foto akhwat yang bertebaran di dunia maya. Buat para akhwat, yang memang merupakan godaan terbesar bagi para ikhwan, akankah ukhti terus menciptakan peluang untuk membuat para ikhwan ter’paksa’ memandangi foto-foto pribadi ukhti?
Kejadian demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyadarkanku akan pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah mengupload foto dirinya di dunia maya (terutama yang paling sering adalah facebook). Termasuk (mohon maaf sebelumnya) pengeditan foto-foto akhwat yang berjilbab dengan bagian bawahnya hal yang seharusnya tak boleh terlihat. Naudzubillahimindzalik.

Bagaimana perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno?
Semoga saja hal ini tidak menimpa diri kita (terutama para akhwat). Ya Rabb,, bantu kami untuk menjaga kemuliaan diri kami. amin.
Mungkin kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini.
Seorang ustadz membuat sebuah blog sebagai sarananya untuk berdakwah. Dalam blog itu, terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan:”mohon maaf tidak menampilkan foto istri saya..”
Dari situ bisa ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya terhadap sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb, semoga kami, bisa menjaga kemuliaan diri kami. amin.
Dengan kejadian-kejadian semacam ini, masih beranikah ukhti sekalian mengupload foto pribadi ukhti ke dunia maya (terutama facebook)?
Begitu juga kepada para ikhwan sekalian, masih beranikah akhi sekalian melihat (dengan menikmati secara berlebihan) foto-foto para akhwat di dunia maya (terutama facebook) padahal hal itu sangat dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya?
Tulisan ini semoga menyadarkan kita semua (baik diri sendiri maupun orang lain) agar bisa menjaga kemuliaannya (terutama dalam hal ini mata) agar terhindar dari zina.
Ketika kita ingin mengupload foto pribadi atau bersama sahabat seperjuangan di dunia maya, tanyakan lagi pada hati kita: untuk apa foto itu dipublish di dunia maya, timbangkanlah masak-masak sebelum menguploadnya, lebih banyak manfaat atau mudharatnya. Tentunya bukan hanya masalah foto yang terpampang di dunia maya yang mengharuskan kita menjaga kemuliaan diri tapi juga ketika kita berinteraksi di dunia maya, entah melalui komentar ataupun fasilitas chat yang bersifat lebih pribadi.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum Warahmatuulahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar